Friday, September 19, 2014

JAKARTA REPOSE PROJECT #2

Astari Laskmiwati - 28 tahun

Astari laskmiwati, saat ini sedang menikmati pekerjaannya sebagai konsultan komunikasi. Wanita berusia 28 tahun ini menjabat sebagai community co-writer di salah satu perusahaan Public Relation, Maverick. Sebagai Community Co-Writer, pekerjaannya ini sangat dekat dengan berbagai komunitas yang ada di Jakarta. Menurutnya, dengan adanya kegiatan seperti online maupun offline dapat membentuk semakin banyak komunitas yang ada di Jakarta. Bekerja di perusahaan Public Relation yang mayoritas client-nya adalah perusahaan dan marketing communication, Astari Laskmiwati atau yang lebih dikenal dengan sebutan Atri ini berpendapat bahwa setiap komunitas dapat dirangkul untuk dapat berkolaborasi dengan client-client-nya.

Waktu luang yang dijalani wanita yang hobby dengan nonton film ini tidak jauh-jauh dari dunia online. Sering kali pada saat waktu luang ia menyempatkan diri untuk melakukan pencarian di internet mengenai event yang diadakan beberapa komunitas di Jakarta, terutama event yang diadakan komunitas film dan komunitas musik. Atri pun mengaku sebagai orang yang bekerja rutin dari senin hingga jumat kegiatan yang dilakukannya ketika memiliki waktu luang ialah tidur dan menghadiri acara komunitas. “Kalo orang kantoran yang standartnya nine to five itu, tidur merupakan salah satu kemewahan” ujarnya menjelaskan alasan memilih tidur untuk mengisi waktu luangnya. Kegiatan lain yang sering dilakukan oleh Atri salah satunya adalah menonton film. Ketertarikannya terhadap film diakuinya sudah sejak ia duduk di sekolah dasar. “Film merupakan suatu tingkatan karya seni yang komplit, bisa dapet audio, bisa dapet visual, dan bisa dapet segala macem. Di film itu bisa ada tari, musik”, ungkapan ini merupakan kalimat yang pertama kali keluar ketika ditanya mengenai alasan Atri sangat menyukai nonton film. Kecintaannya terhadap film kerap kali membuat budget yang biasa ia sisihkan untuk kebutuhan sehari-hari dan waktu luangnya ini jebol ketika summer movies yang ditunggu-tunggu oleh Atri dan teman-temannya sudah tayang. Menurutnya keseruan yang didapat ketika menonton film justru terjadi setelah film itu selesai ia tonton, hal tersebut dikarenakan ia dapat bertukar pikiran dengan teman-temannya yang memang mengerti tentang film dan mengapresiasi film tersebut.

“Bioskop kita itu kadang-kadang tidak memfilter film yang cocok untuk audience-nya” Ungkap Atri sebagai hal yang masih sangat disayangkan olehnya. Ungkapan ini bukan tanpa alasan, sering kali ketika ia menonton ia masih merasa terganggu dengan kebanyakan orangtua yang suka membawa anak bayinya untuk ikut masuk kedalam bioskop. Hal tersebut dirasa kurang pantas dan egois karena hanya dengan keegoisan orangtua yang ingin menonton,  mereka bisa saja mangganggu setiap orang yang ada didalam bioskop tersebut dikarenakan suara bising yang mungkin ditimbulkan oleh sang bayi. Terlepas dari pengalaman yang seringkali mengganggunya ketika menonton film, Atri pun dengan bersemangat membagikan  pengalaman terbaiknya saat menonton film. Kejadian yang tidak akan pernah bisa Atri lupakan ketika ia nonton film Indonesia yang memang sudah ia ketahui kurang bagus dan ditambah dengan lokasi bioskop yang didaerah terpencil merupakan pengalaman nonton bareng paling menyenangkan seumur hidupnya. Alasannya pun cukup menarik karena pada saat itulah ia dapat merasakan suasana tertawa sampai menangis karena hanya pada saat itulah ia menonton film yang paling bocor, paling kacau, dan paling menyenangkan seumur hidupnya. Wanita yang sangat menyukai film horor, drama, dan sight fiction ini mengaku dirinya selalu membaca refensi dari situs-situs film dan blog film yang ia sukai. Tidak hanya membaca, sering kali ia pun melakukan review film yang telah ia tonton pada blog pribadinya.

“Satu lagi pengalaman menyenangkan nonton film itu pas festival film.” tambahnya sambil menjelaskan festival film yang ia sukai. Atri juga sangat tertarik dengan festival film J-Fest, festival film prancis, festival film europe on screen, dan INAFFF (Indonesia International Fantastic Film Festival). Menurutnya banyak sekali festival film Indonesia seperti J-Fest dan INAFFF yang saat ini masih kesulitan biaya, padahal kualitas film yang ditawarkan dapat menjadi salah satu objek wisata untuk Jakarta. “paling menyenangkan nonton film dengan teman sesama apresiator dan sama-sama ngerti kerennya film itu dimana” ungkapnya menjelaskan pengalaman berbeda saat ia mendatangi premier film The Raid dengan sesama temannya dibandingkan dengan nonton kedua kalinya di bioskop biasa.

Musik merupakan gemaran lain yang dimiliki oleh wanita yang sudah berkeluarga ini. Atri pun sering kali datang ke konser band yang memang ia sukai, “Dateng konser itu paling enak kalo bisa sing along.” ujarnya menjelaskan. Pengalaman nonton konser yang paling berkesan adalah ketika ia menonton band legendaris asal Jepang yang ia sukai sejak SMP yakni L’Arc-en-Ciel dan konser tersebut merupakan salah satu konser terbaik yang pernah ia datangi. Disamping itu ia pun merasa bahwa persiapan konser memang harus benar-benar di persiapkan secara matang oleh pihak panitia, karena hal tersebutlah yang membuat Atri dan suami merasa kurang nyaman saat menonton konser beberapa waktu yang lalu.


Ketika ditanya mengenai objek wisata yang ada di Jakarta, ia pun masih merasa prihatin dengan objek wisata yang ada di Jakarta, khususnya museum. Hal tersebut dikarenakan tidak sedikit museum di Jakarta yang tidak terurus dengan baik, padahal jika kita bandingkan dengan luar negri justru museum disana menjadi daya tarik bagi masyarakat nokal maupun non lokal. 'More public space' merupakan harapan Atri untuk kota Jakarta kedepannya. Taman film merupakan salah satu hal yang menarik yang perlu ada di Jakarta, hal ini didasari oleh pengetahuan Atri bahwa ternyata terdapat tempat yang sengaja disulap oleh suatu komunitas film untuk mengadakan acara nonton bareng di taman tersebut. ia pun berharap di Jakarta banyak tempat seperti hutan Mangrove yang berlokasi di PIK, karena menurutnya tempat-tempat open space seperti itu dapat menjadi alternatif bagi warga Jakarta yang ingin mencari suasana baru ditengah kepenatan dalam bekerja dan keramaian pusat perbelanjaan yang ada di Ibu kota.




Created by,
Ilona Dea





posted by Ilona Dea

0 comments:

Post a Comment