Sunday, September 21, 2014

JAKARTA REPOSE PROJECT #4

Ismet - 28 tahun

                Masyarakat Jakarta pada umumnya kurang bisa memanfaatkan taman yang ada di Jakarta, sering kali taman yang ada di Jakarta kurang dapat menarik sebagian besar warga Jakarta. Mereka merasa taman tersebut kurang nyaman karena dipenuhi oleh banyak sekali pedagang kaki lima, taman yang tidak terurus, dan banyak sampah. Hal-hal tersebut yang kerap kali semakin menjauhkan warga Jakarta untuk menghabiskannya di taman-taman yang ada disekitar kota Jakarta. Jika berbicara tentang taman, mungkin pria bernama Ismet dapat dikatakan sebagai ahlinya. Ismet, pria yang lahir pada 3 april 1986 ini sehari-harinya bekerja sebagai tukang taman di salah satu apartemen di Jakarta Selatan. Setiap harinya Ismet selalu bekerja membersihkan dan mengurus taman, mulai dari menyapu bersih-bersih, membersihkan bunga-bunga yang jatuh, mengambil daun-daun kering, menyiram, hingga memberikan pupuk bagi tanaman menjadi kegiatan rutin yang biasa ia jalani. Ismet pun berhasil membuat taman tersebut diminati bagi setiap penghuni di apartemen tersebut. Tidak jarang setiap pagi dan sore banyak pengunjung yang datang ke taman tersebut hanya untuk sekedar duduk santai dan jogging. Pria berusia 28 tahun ini sangat menikmati pekerjaannya, ia merasa senang karena dapat mengurusi taman karena sebenarnya Ismet pun merupakan orang yang menyukai tanaman.  Bekerja mulai dari pukul delapan pagi hingga 4 sore membuat sering kali Ismet merasa lelah, namun pria yang mengaku sudah hampir satu setengah tahun bekerja sebagai tukang taman ini lebih banyak menikmati pekerjaannya dibandingkan dengan rasa lelah yang sesekali dirasakannya. Ia pun merasa pekerjaannya ini dapat memberikannya ilmu yang banyak tentang tanaman.

            Pria yang bertempat tinggal di kampung sawah – Ciputat, Jakarta Selatan ini merasa waktu luang sangatlah penting “waktu luang penting untuk istirahat” ujarnya menjelaskan pentingnya waktu luang bagi dirinya. Dalam mengisi waktu luang, Ismet lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah. Hal tersebut dikarenakan sejak 2 tahun lalu Ismet hobby dengan burung, sehingga waktu luangnya sering dihabiskan untuk membersihkan dan bermain bersama burung-burung peliharaannya. Pria yang sangat menggemari burung kenari ini mengaku rutin datang ke kontes-kontes burung yang diadakan setiap  satu minggu sekali di daerah yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Ismet mengaku ia selalu menyisihkan sedikit uangnya untuk melakukan aktivitas yang ia sukai. Sebagai orang Jakarta asli, Ismet mengaku tidak begitu menyukai tempat-tempat yang ada di jakarta. “Engga ga suka, saya lebih suka daerah pegunungan karena adem” paparnya menjelaskan alasannya ketika ditanya mengenai tempat yang ada di Jakarta yang paling ia sukai. Suasana Jakarta yang terik ditambah dengan kemacetan Ibu Kota Jakarta yang semakin hari semakin parah ini menjadi faktor utama pria satu ini untuk lebih memilih tempat di luar jakarta seperti Bogor, Puncak, hingga Anyer.

Ismet sendiri lebih memilih lokasi gunung atau pantai sebagai tempat untuk menghabiskan waktu luangnya. Meskipun pergi ke pantai tidak setiap bulan ia lakukan, ia mengaku setiap satu tahun pasti pergi ke pantai. Alam memberikan suasana tenang dan tidak bising jika dibandingkan dengan kota jakarta. Jujur dikatakan Ismet, semakin lama ia sudah tidak dapat merasakan suasana tenang dan nyaman di Jakarta “Jakarta tau sendiri, mau ke ancol juga udah gaenak, ga tenang” ujarnya. Pada usianya yang terbilang tidak muda lagi, Ismet saat ini lebih memilih tempat dengan suasana yang lebih tenang seperti alam. Pria yang mengaku paling senang dengan lokasi pantai ini mengaku senang ke pantai karena dapat melihat pemandangan yang luas dan dapat menghabiskan waktu bersama dengan teman-temannya. Pergi ke pantai dan mencari suasana baru dirasa penting untuk menghilangkan kejenuhan dan kepenatannya dengan suasana di Ibu Kota. Selama menjalani waktu luangnya ke pantai tidak ada pengalaman buruk yang dirasakan oleh pria satu ini, karena menurutnya ia selalu senang jika berada di pantai. “Lebih enak malem, karena lebih dapet suasanya. Kalo siang gersang, panas, bising” paparnya menjelaskan suasana pantai yang ia senangi.

Pria yang memilih sepeda sebagai transportasinya ini sering berpergian ke anyer dengan menggunakan sepeda. Perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 4 jam ini ia tempuh dengan sepeda bersama dengan teman-temannya. “Ke Anyer saya naek sepeda. Ke Anyer, Bogor, Ciawi, sampe Puncak pun pernah touring rame-rame naek sepeda” ucapnya. Pengalamannya pergi ke anyer dengan kelima belas temannya itu menambah deretan pengalaman menyenangkan selama ia melakukan aktivitasnya tersebut.  Setiap tahun baru ia pun selalu menyempatkan dirinya untuk ke pantai atau ke puncak dengan sepedanya. Ia lebih memilih menggunakan sepeda atau motor dibandingkan dengan naik bus karena dengan sepeda atau motor ia dapat lebih mendapatkan suasana serta pemandangan yang indah selama di perjalanan. “Dibanding naik motor, mendingan naik sepeda karena senengnya beda” tambahnya untuk menjelaskan alasannya tetap menjagokan sepeda sebagai transportasinya pergi ke pantai. Pria yang mengaku selalu senang pergi ke pantai bersama teman-temannya ini paling tidak suka jika pergi ke pantai seorang diri karena menurutnya suasana yang didapatkan tidak akan menyenangkan tanpa teman-temannya tersebut. Alasannya pun cukup sederhana “ke pantai suasana rame-rame bareng temen yang di cari, kalo sendiri gaenak. Kalo pantainya rame tapi sendiri kan bete”. Tidak hanya ke pantai menggunakan sepeda, pengalamannya menyenangkan lainnya juga pada saat berada di pantai tanjung pasir dan tanjung lesung karena lebih nyaman berada di pulau. Ia pun menyangkan akomodasinya untuk sampai ketempat itu karena untuk nyebrang di pulau tersebut masih sangat minim hanya dengan menggunakan perahu layar.

            Pria yang setiap satu bulan sekali mengadakan arisan keluarga ini mengaku jika ada tempat di Jakarta yang paling sering ia datangi ialah pameran tanaman. Pameran taneman merupakan satu-satunya tempat yang paling ia sukai, karena bisa bertukar pikiran mengenai tanaman. Ismet pun selalu rajin mengunjungi pameran tanaman yang diadakan setiap 3 bulan sekali ini. “ Saya sih pengen tau perkembangan taneman aja, apa yang lagi bagus” menjelaskan alasannya datang ke pameran tersebut. jujur dikatakannya ia sangat tidak memiliki ketertarikan kepada pusat-pusat perbelanjaan yang ada di jakarta. Ia pun merasa heran karena orang jakarta yang lebih tertarik dengan mall. Pria yang hobby dengan binatang ini, tidak jarang diajak temannya untuk memancing di Pertamamina, Pondok Pinang. Tidak sedikit hasil pancingannya yang ia bawa untuk dipelihara. Ismet mengaku bahagia itu sebenarnya sederhana, hanya dengan bermain bersama binatang peliharaannya dapat membawa suka dan menghilangkan duka bagi Ismet.

            Menurutnya perkembangan kota jakarta semakin baik, namun semakin kesini ia sudah tidak dapat menikmati objek-objek wisata yang ada di Jakarta seperi Ancol, TMII, Monas, atau bahkan Ragunan. Faktor kemacetan jakarta juga salah satu faktor yang menyebabkan Ismet malas berkunjung ke tempat wisata. “kadang-kadang kalo mau kesana mesti makan waktu setengah hari, sampe sana udah tinggal lelahnya aja” ujarnya menjelaskan alasannya tidak suka datang ke objek wisata sekarang ini. Ismet pun membandingkan kota Jakarta dahulu dengan sekarang. Ia mengaku dulu ia sering pergi ke monas menggunakan sepeda, namun sekarang ia sudah jarang pergi ke monas karena faktor pekerjaan dan monas dirasakannya sudah tidak seperti dulu lagi.


             “Jakarta udah punya semua, tapi kendalanya cuma di macetnya” paparnya ketika ditanya mengenai apa yang diinginkan dari kota Jakarta. Ismet berharap ditengah banyaknya gedung bertingkat yang sekarang menjadi pemandangan yang tidak asing lagi bagi Jakarta, Jakarta memerlukan banyak taman. Taman dirasa penting bagi Ismet untuk jakarta agar polusi di Jakarta dapat berkurang dan Jakarta lebih hijau dan asri.



Created by,
Ilona Dea




posted by Ilona Dea

0 comments:

Post a Comment