Tuesday, September 23, 2014

JAKARTA REPOSE PROJECT #6

Leonard - 35 tahun

           Leonard Chang, begitulah nama lengkap pria kelahiran Jakarta, 29 Juli 1979 ini. Leonard atau yang lebih akrab disapa Leo ini sehari-harinya sibuk menjalani usaha yang ia bangun sendiri. Sebagai wiraswasta di bidang genset (generator) dan AC, Leo mengaku tidak perlu menghabiskan waktunya seharian sejak pukul 9 pagi hingga 5 sore hanya untuk bekerja di kantor. Sehari-harinya ia pun memiliki waktu luang yang dapat tergolong banyak jika dibandingkan dengan wiraswasta lainnya, waktu yang fleksibel membuat Leo lebih dapat menghabiskan waktunya untuk kegiatan-kegiatan yang ia sukai.

            Dalam mengisi waktu luangnya, pria yang sudah berkeluarga ini mengaku sering menghabiskan waktunya untuk jalan-jalan, naik motor, dan menyempatkan waktunya untuk pergi bersama keluarga. Diakuinya ia sering menghabiskan waktunya bersama teman-temannya terutama untuk pergi ke mall yang berada di daerah senayan. Alasannya pun cukup sederhana karena di mall tersebut menyediakan parkir motor yang memadai untuk motor gedenya dan dekat dari tempat tinggalnya. Pria berusia 35 tahun ini mulai menggemari motor sejak ia duduk di bangku SMP, namun ketertarikannya naik motor gede berawal sejak tahun 2010. “Emang hobby dari dulu, hobbynya mobil sama motor” ungkapnya ketika ditanya mengenai alasannya menyukai motor gede. Pada saat ia duduk di bangku SMP, ia sudah senang berkreasi dengan motornya dan tidak jarang ia merakit sendiri motornya. “Motor atau mobil, kalo saya hobbynya emang lebih ke speed, adrenalin”, ketertarikannya terhadap motor gede yang memiliki kecepatan besar ini sudah ia rasakan sejak ia masih muda, bahkan Leo dahulu bercita-cita untuk dapat menjadi seorang pembalap. Pada awal tahun 2010 ia memutuskan untuk membeli motor Harley Davidson untuk memenuhi kegemarannya naik motor. Motor yang digunakannya hanya sekitar 2 tahun ini memilih Harley Davidson sebagai motor pertamanya karena kesukaannya terhadap motor Harley tersebut. Alasannya memilih Harley tidak jauh-jauh karena Leo merupakan pria yang sangat suka meng-custom motornya sendiri “kalo saya kan suka  custom, jadi kalo saya beli motor kebanyakan yang saya suka, ga pasaran, dan bisa di customcustom memiliki daya tarik sendiri baginya. Saat ini motor yang ia gunakan untuk menyalurkan hobbynya dan untuk mengisi luang adalah Ducati. Leo pun mengaku ia tidak sembarangan dalam memilih motor kesukaannya, sejak awal ia melihat motor Ducati ini ia pun langsung jatuh hati dan tertarik untuk membelinya tanpa memperdulikan masalah biaya. Pada tahun 2013 Leo baru resmi memli motornya tersebut. Pria yang mengaku selalu menyukai motor yang extream dan tidak standart ini masuk kedalam suatu komunitas motor Ducati yang bernama DDOCI  sejak pertama kali ia membeli motor Ducatinya tersebut.

             Dalam mengisi waktu luangnya, sebagian besar waktunya sering dihabiskan dengan komunitas dari DDOCI ini. Agenda touring resmi menjadi rentetan kegiatan yang sering diadakan komunitas DDOCI ini yang diadakan setahun 3 kali ini. Pria yang tidak jarang mengikuti acara touring yang diadakan komunitas yang memiliki anggota kurang lebih 100 orang ini menjelaskan perbedaan touring resmi dan touring tidak resmi yang pernah ia ikuti “kalo touring resmi itu udah diatur semuanya, mulai dari pengangkutan, hotel, fore rider, dan acaranya udah ditentuin jalurnya. Ya beda lah lebih rame” jelasnya membandingkan dengan touring tidak resmi yang biasanya hanya dilakukan karena ide spontan dari perorangan. Pengalaman menarik baginya dalam mengisi waktu luangnya ini adalah ketika Leo bisa ngumpul-ngumpul dengan komunitasnya tersebut dan ikut touring, seperti touring ke Bali dan Jawa. “senengnya bisa tau daerah Indonesia yang belom pernah bisa dipergiin. Kaya misalnya pas ke touring ke Sumatra itu pemandangannya bagus banget” ujarnya menceritakan pengalaman menariknya saat touring. Leo bersama dengan komunitas DDOCI sudah berdiri 13 tahun sejak tanggal 20 september 2001 ini tidak jarang mengisi waktu luang mereka untuk berbagi dengan sesama yang membutuhkan.

 Leo pun tidak membantah jika anak motor kerap kali dianggap negative dan erat dengan dunia balapan, ia pun menjelaskan bahwa komunitas Ducati tempat ia bernaung pun sering mengadakan acara balap di sentul. “Kalo balapan sih dari ducati nyelenggarain satu tahun ada 3 kali ke sentul. Itu diajarin safety rideng dan bisa ngetes motor di sentul” melalui kegiatan ini Leo pun merasa senang karena bisa bawa membawa motornya jauh lebih kencang dan mengerti bagaimana cara ia harus mengendalikan dan membawa motornya. Melalui kegiatan ini pun ia merasa berkesempatan untuk merasakan meraih mimpinya menjadi pembalap tanpa harus menjadi pembalap yang sesungguhnya. “Kebanyakan orang Indonesia yang punya motor gede hanya beli dan ga dipake, hanya untuk prestige. Kalo di sentul kita bisa tau cara bawa motor kita dengan arena balap yang sesungguhnya” tambahnya menjelaskan. Leo mengaku  kesibukannya dalam pekerjaan pun menjadi penghambatnya untuk tidak dapat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan touring yang diadakan komunitas., namun ia berharap agar komunitas DDOCI ini dapat tetap rame dan kompak satu sama lain. 

Tidak hanya mengisi waktu luang dengan riding, nongkrong, dan touring bersama dengan komunitasnya, ternyata sejak 4 tahun lalu Leo juga sudah menekuni olehraga golf. Alasannya pun cukup menarik karena menurutnya olahraga golf merupakan satu-satunya olah raga dengan tingkat cidera yang rendah, lebih santai, dan dapat melatih konsentrasi. Pria yang juga sering menghabiskan waktunya untuk golf ke daerah Bogor dan Tanggerang ini merasa view  menjadi salah satu faktor yang menjadi alasan ia memilih tempat golf tersebut. Jika berbicara tentang kedua kegiatan yang sering ia lakukan, Leo mengaku tidak sedikit biaya yang ia keluarkan. “Hobby itu untuk refreshing karena jakarta sendiri macet jadi kita perlu refreshing” ujarnya menjelaskan kesenangan yang ia dapatkan melalui hobbynya tersebut.
           
            Pria yang mengaku jarang mengunjungi objek wisata di Jakarta ini ternyata memiliki harapan khusus bagi Jakarta agar Jakarta menjadi kota yang tertib, aman, dan bersih. Leo sendiri mengaku lebih suka mengajak anak-anaknya untuk pergi ke objek wisata yang ada di luar negri dibandingkan dengan obejk wisata yang ada di Jakarta, karena objek wisata di luar negri lebih bagus, lebih aman, dan nyaman baginya. Menurutnya sebenarnya Indonesia tidak kalah jika dibandingkan dengan luar negri, namun masih kurangnya campur tangan yang serius dari pemerintah kerap kali membuatnya tidak tertarik untuk pergi ke objek-objek wisata, khususnya objek wisata yang ada di Jakarta.




Created by,
Ilona Dea            




posted by Ilona Dea

0 comments:

Post a Comment