Astari Laskmiwati - 28 tahun |
Astari
laskmiwati, saat ini sedang menikmati pekerjaannya sebagai konsultan
komunikasi. Wanita berusia 28 tahun ini menjabat sebagai community co-writer di
salah satu perusahaan Public Relation, Maverick. Sebagai Community Co-Writer,
pekerjaannya ini sangat dekat dengan berbagai komunitas yang ada di Jakarta.
Menurutnya, dengan adanya kegiatan seperti online maupun offline dapat
membentuk semakin banyak komunitas yang ada di Jakarta. Bekerja di perusahaan
Public Relation yang mayoritas client-nya adalah perusahaan dan marketing
communication, Astari Laskmiwati atau yang lebih dikenal dengan sebutan Atri ini
berpendapat bahwa setiap komunitas dapat dirangkul untuk dapat berkolaborasi
dengan client-client-nya.
Waktu
luang yang dijalani wanita yang hobby dengan nonton film ini tidak jauh-jauh
dari dunia online. Sering kali pada saat waktu luang ia menyempatkan diri untuk
melakukan pencarian di internet mengenai event yang diadakan beberapa komunitas di Jakarta, terutama
event yang diadakan komunitas film dan komunitas musik. Atri pun mengaku
sebagai orang yang bekerja rutin dari senin hingga jumat kegiatan yang
dilakukannya ketika memiliki waktu luang ialah tidur dan menghadiri acara
komunitas. “Kalo orang kantoran yang standartnya nine to five itu, tidur
merupakan salah satu kemewahan” ujarnya menjelaskan alasan memilih tidur untuk
mengisi waktu luangnya. Kegiatan lain yang sering dilakukan oleh Atri salah
satunya adalah menonton film. Ketertarikannya terhadap film diakuinya sudah sejak
ia duduk di sekolah dasar. “Film merupakan suatu tingkatan karya seni yang
komplit, bisa dapet audio, bisa dapet visual, dan bisa dapet segala macem. Di
film itu bisa ada tari, musik”, ungkapan ini merupakan kalimat yang pertama
kali keluar ketika ditanya mengenai alasan Atri sangat menyukai nonton film. Kecintaannya
terhadap film kerap kali membuat budget yang biasa ia sisihkan untuk kebutuhan
sehari-hari dan waktu luangnya ini jebol ketika summer movies yang
ditunggu-tunggu oleh Atri dan teman-temannya sudah tayang. Menurutnya keseruan
yang didapat ketika menonton film justru terjadi setelah film itu selesai ia
tonton, hal tersebut dikarenakan ia dapat bertukar pikiran dengan
teman-temannya yang memang mengerti tentang film dan mengapresiasi film
tersebut.
“Bioskop
kita itu kadang-kadang tidak memfilter film yang cocok untuk audience-nya” Ungkap Atri sebagai hal yang masih sangat disayangkan olehnya. Ungkapan ini bukan
tanpa alasan, sering kali ketika ia menonton ia masih merasa terganggu dengan
kebanyakan orangtua yang suka membawa anak bayinya untuk ikut masuk kedalam
bioskop. Hal tersebut dirasa kurang pantas dan egois karena hanya dengan
keegoisan orangtua yang ingin menonton,
mereka bisa saja mangganggu setiap orang yang ada didalam bioskop
tersebut dikarenakan suara bising yang mungkin ditimbulkan oleh sang bayi.
Terlepas dari pengalaman yang seringkali mengganggunya ketika menonton film, Atri
pun dengan bersemangat membagikan
pengalaman terbaiknya saat menonton film. Kejadian yang tidak akan
pernah bisa Atri lupakan ketika ia nonton film Indonesia yang memang sudah ia
ketahui kurang bagus dan ditambah dengan lokasi bioskop yang didaerah terpencil
merupakan pengalaman nonton bareng paling menyenangkan seumur hidupnya.
Alasannya pun cukup menarik karena pada saat itulah ia dapat merasakan suasana
tertawa sampai menangis karena hanya pada saat itulah ia menonton film yang
paling bocor, paling kacau, dan paling menyenangkan seumur hidupnya. Wanita
yang sangat menyukai film horor, drama, dan sight fiction ini mengaku dirinya
selalu membaca refensi dari situs-situs film dan blog film yang ia sukai.
Tidak hanya membaca, sering kali ia pun melakukan review film yang telah ia tonton
pada blog pribadinya.
“Satu
lagi pengalaman menyenangkan nonton film itu pas festival film.” tambahnya
sambil menjelaskan festival film yang ia sukai. Atri juga sangat tertarik
dengan festival film J-Fest, festival film prancis, festival film europe on
screen, dan INAFFF (Indonesia International Fantastic Film Festival).
Menurutnya banyak sekali festival film Indonesia seperti J-Fest dan INAFFF
yang saat ini masih kesulitan biaya, padahal kualitas film yang ditawarkan
dapat menjadi salah satu objek wisata untuk Jakarta. “paling menyenangkan
nonton film dengan teman sesama apresiator dan sama-sama ngerti kerennya film
itu dimana” ungkapnya menjelaskan pengalaman berbeda saat ia mendatangi premier
film The Raid dengan sesama temannya dibandingkan dengan nonton kedua kalinya
di bioskop biasa.
Musik
merupakan gemaran lain yang dimiliki oleh wanita yang sudah berkeluarga ini.
Atri pun sering kali datang ke konser band yang memang ia sukai, “Dateng konser
itu paling enak kalo bisa sing along.” ujarnya menjelaskan. Pengalaman nonton
konser yang paling berkesan adalah ketika ia menonton band legendaris asal Jepang yang ia sukai sejak SMP yakni L’Arc-en-Ciel dan konser tersebut
merupakan salah satu konser terbaik yang pernah ia datangi. Disamping itu ia
pun merasa bahwa persiapan konser memang harus benar-benar di persiapkan secara
matang oleh pihak panitia, karena hal tersebutlah yang membuat Atri dan suami
merasa kurang nyaman saat menonton konser beberapa waktu yang lalu.
Ketika
ditanya mengenai objek wisata yang ada di Jakarta, ia pun masih merasa prihatin
dengan objek wisata yang ada di Jakarta, khususnya museum. Hal tersebut
dikarenakan tidak sedikit museum di Jakarta yang tidak terurus dengan baik,
padahal jika kita bandingkan dengan luar negri justru museum disana menjadi
daya tarik bagi masyarakat nokal maupun non lokal. 'More public space' merupakan harapan Atri untuk kota Jakarta kedepannya. Taman film merupakan
salah satu hal yang menarik yang perlu ada di Jakarta, hal ini didasari oleh
pengetahuan Atri bahwa ternyata terdapat tempat yang sengaja disulap oleh suatu
komunitas film untuk mengadakan acara nonton bareng di taman tersebut. ia pun
berharap di Jakarta banyak tempat seperti hutan Mangrove yang berlokasi di PIK,
karena menurutnya tempat-tempat open space seperti itu dapat menjadi alternatif
bagi warga Jakarta yang ingin mencari suasana baru ditengah kepenatan dalam
bekerja dan keramaian pusat perbelanjaan yang ada di Ibu kota.
Created by,
Ilona Dea
posted by Ilona Dea
0 comments:
Post a Comment