Ismet - 28 tahun |
Masyarakat Jakarta pada
umumnya kurang bisa memanfaatkan taman yang ada di Jakarta, sering kali taman
yang ada di Jakarta kurang dapat menarik sebagian besar warga Jakarta. Mereka
merasa taman tersebut kurang nyaman karena dipenuhi oleh banyak sekali pedagang
kaki lima, taman yang tidak terurus, dan banyak sampah. Hal-hal tersebut yang
kerap kali semakin menjauhkan warga Jakarta untuk menghabiskannya di
taman-taman yang ada disekitar kota Jakarta. Jika berbicara tentang taman,
mungkin pria bernama Ismet dapat dikatakan sebagai ahlinya. Ismet, pria yang
lahir pada 3 april 1986 ini sehari-harinya bekerja sebagai tukang taman di
salah satu apartemen di Jakarta Selatan. Setiap harinya Ismet selalu bekerja
membersihkan dan mengurus taman, mulai dari menyapu bersih-bersih, membersihkan
bunga-bunga yang jatuh, mengambil daun-daun kering, menyiram, hingga memberikan
pupuk bagi tanaman menjadi kegiatan rutin yang biasa ia jalani. Ismet pun
berhasil membuat taman tersebut diminati bagi setiap penghuni di apartemen tersebut.
Tidak jarang setiap pagi dan sore banyak pengunjung yang datang ke taman
tersebut hanya untuk sekedar duduk santai dan jogging. Pria berusia 28 tahun
ini sangat menikmati pekerjaannya, ia merasa senang karena dapat mengurusi
taman karena sebenarnya Ismet pun merupakan orang yang menyukai tanaman. Bekerja mulai dari pukul delapan pagi hingga
4 sore membuat sering kali Ismet merasa lelah, namun pria yang mengaku sudah
hampir satu setengah tahun bekerja sebagai tukang taman ini lebih banyak
menikmati pekerjaannya dibandingkan dengan rasa lelah yang sesekali
dirasakannya. Ia pun merasa pekerjaannya ini dapat memberikannya ilmu yang
banyak tentang tanaman.
Pria yang bertempat tinggal di kampung sawah – Ciputat,
Jakarta Selatan ini merasa waktu luang sangatlah penting “waktu luang penting
untuk istirahat” ujarnya menjelaskan pentingnya waktu luang bagi dirinya. Dalam
mengisi waktu luang, Ismet lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah. Hal
tersebut dikarenakan sejak 2 tahun lalu Ismet hobby dengan burung, sehingga
waktu luangnya sering dihabiskan untuk membersihkan dan bermain bersama
burung-burung peliharaannya. Pria yang sangat menggemari burung kenari ini
mengaku rutin datang ke kontes-kontes burung yang diadakan setiap satu minggu sekali di
daerah yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Ismet mengaku ia selalu
menyisihkan sedikit uangnya untuk melakukan aktivitas yang ia sukai. Sebagai
orang Jakarta asli, Ismet mengaku tidak begitu menyukai tempat-tempat yang ada
di jakarta. “Engga ga suka, saya lebih suka daerah pegunungan karena adem”
paparnya menjelaskan alasannya ketika ditanya mengenai tempat yang ada di
Jakarta yang paling ia sukai. Suasana Jakarta yang terik ditambah dengan
kemacetan Ibu Kota Jakarta yang semakin hari semakin parah ini menjadi faktor
utama pria satu ini untuk lebih memilih tempat di luar jakarta seperti Bogor,
Puncak, hingga Anyer.
Ismet
sendiri lebih memilih lokasi gunung atau pantai sebagai tempat untuk
menghabiskan waktu luangnya. Meskipun pergi ke pantai tidak setiap bulan ia
lakukan, ia mengaku setiap satu tahun pasti pergi ke pantai. Alam memberikan
suasana tenang dan tidak bising jika dibandingkan dengan kota jakarta. Jujur
dikatakan Ismet, semakin lama ia sudah tidak dapat merasakan suasana tenang dan
nyaman di Jakarta “Jakarta tau sendiri, mau ke ancol juga udah gaenak, ga
tenang” ujarnya. Pada usianya yang terbilang tidak muda lagi, Ismet saat ini
lebih memilih tempat dengan suasana yang lebih tenang seperti alam. Pria yang
mengaku paling senang dengan lokasi pantai ini mengaku senang ke pantai karena
dapat melihat pemandangan yang luas dan dapat menghabiskan waktu bersama dengan
teman-temannya. Pergi ke pantai dan mencari suasana baru dirasa penting untuk
menghilangkan kejenuhan dan kepenatannya dengan suasana di Ibu Kota. Selama menjalani
waktu luangnya ke pantai tidak ada pengalaman buruk yang dirasakan oleh pria
satu ini, karena menurutnya ia selalu senang jika berada di pantai. “Lebih enak
malem, karena lebih dapet suasanya. Kalo siang gersang, panas, bising” paparnya
menjelaskan suasana pantai yang ia senangi.
Pria
yang memilih sepeda sebagai transportasinya ini sering berpergian ke anyer
dengan menggunakan sepeda. Perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 4 jam ini
ia tempuh dengan sepeda bersama dengan teman-temannya. “Ke Anyer saya naek
sepeda. Ke Anyer, Bogor, Ciawi, sampe Puncak pun pernah touring rame-rame naek
sepeda” ucapnya. Pengalamannya pergi ke anyer dengan kelima belas temannya itu
menambah deretan pengalaman menyenangkan selama ia melakukan aktivitasnya
tersebut. Setiap tahun baru ia pun
selalu menyempatkan dirinya untuk ke pantai atau ke puncak dengan sepedanya. Ia
lebih memilih menggunakan sepeda atau motor dibandingkan dengan naik bus karena
dengan sepeda atau motor ia dapat lebih mendapatkan suasana serta pemandangan
yang indah selama di perjalanan. “Dibanding naik motor, mendingan naik sepeda
karena senengnya beda” tambahnya untuk menjelaskan alasannya tetap menjagokan
sepeda sebagai transportasinya pergi ke pantai. Pria yang mengaku selalu senang
pergi ke pantai bersama teman-temannya ini paling tidak suka jika pergi ke
pantai seorang diri karena menurutnya suasana yang didapatkan tidak akan
menyenangkan tanpa teman-temannya tersebut. Alasannya pun cukup sederhana “ke
pantai suasana rame-rame bareng temen yang di cari, kalo sendiri gaenak. Kalo
pantainya rame tapi sendiri kan bete”. Tidak hanya ke pantai menggunakan
sepeda, pengalamannya menyenangkan lainnya juga pada saat berada di pantai
tanjung pasir dan tanjung lesung karena lebih nyaman berada di pulau. Ia pun
menyangkan akomodasinya untuk sampai ketempat itu karena untuk nyebrang di
pulau tersebut masih sangat minim hanya dengan menggunakan perahu layar.
Pria yang setiap satu bulan sekali mengadakan arisan
keluarga ini mengaku jika ada tempat di Jakarta yang paling sering ia datangi
ialah pameran tanaman. Pameran taneman merupakan satu-satunya tempat yang
paling ia sukai, karena bisa bertukar pikiran mengenai tanaman. Ismet pun
selalu rajin mengunjungi pameran tanaman yang diadakan setiap 3 bulan sekali ini.
“ Saya sih pengen tau perkembangan taneman aja, apa yang lagi bagus”
menjelaskan alasannya datang ke pameran tersebut. jujur dikatakannya ia sangat
tidak memiliki ketertarikan kepada pusat-pusat perbelanjaan yang ada di
jakarta. Ia pun merasa heran karena orang jakarta yang lebih tertarik dengan
mall. Pria yang hobby dengan binatang ini, tidak jarang diajak temannya untuk
memancing di Pertamamina, Pondok Pinang. Tidak sedikit hasil pancingannya yang
ia bawa untuk dipelihara. Ismet mengaku bahagia itu sebenarnya sederhana, hanya
dengan bermain bersama binatang peliharaannya dapat membawa suka dan
menghilangkan duka bagi Ismet.
Menurutnya perkembangan kota jakarta semakin baik, namun
semakin kesini ia sudah tidak dapat menikmati objek-objek wisata yang ada di
Jakarta seperi Ancol, TMII, Monas, atau bahkan Ragunan. Faktor kemacetan
jakarta juga salah satu faktor yang menyebabkan Ismet malas berkunjung ke
tempat wisata. “kadang-kadang kalo mau kesana mesti makan waktu setengah hari,
sampe sana udah tinggal lelahnya aja” ujarnya menjelaskan alasannya tidak suka
datang ke objek wisata sekarang ini. Ismet pun membandingkan kota Jakarta
dahulu dengan sekarang. Ia mengaku dulu ia sering pergi ke monas menggunakan
sepeda, namun sekarang ia sudah jarang pergi ke monas karena faktor pekerjaan
dan monas dirasakannya sudah tidak seperti dulu lagi.
“Jakarta udah
punya semua, tapi kendalanya cuma di macetnya” paparnya ketika ditanya mengenai
apa yang diinginkan dari kota Jakarta. Ismet berharap ditengah banyaknya gedung
bertingkat yang sekarang menjadi pemandangan yang tidak asing lagi bagi
Jakarta, Jakarta memerlukan banyak taman. Taman dirasa penting bagi Ismet untuk
jakarta agar polusi di Jakarta dapat berkurang dan Jakarta lebih hijau dan
asri.
Created by,
Ilona Dea
posted by Ilona Dea
0 comments:
Post a Comment